Senin, 21 Desember 2020

Sabilulungan Based Learning

 Sabilulungan Based Learning 

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung menerbitkan buku pedoman khusus untuk pembelajaran anak di masa pandemi virus Corona. Buku berjudul "Sabilulungan Based Learning (Sabale)" merupakan pedoman agar anak dan guru tetap bisa belajar dan mengajar di tengah pandemi.

"Sabilulungan Based Learning merupakan (pedoman) pembelajaran di masa bencana wabah Covid 19. Membahas bagaimana pembelajaran di masa wabah ini," ujar Kadisdik Kabupaten Bandung Juhana di Soreang, Jumat (28/8/2020).

Juhana mengatakan, buku Sabale berasal dari beberapa kumpulan pengalaman dirinya bersama kepala sekolah di Kabupaten Bandung dalam usaha menerapkan pembelajaran di tengah pandemi virus Corona.

Buku tersebut, kata Juhana, berisikan tentang bagaimana penerapan pembelajaran baik secara daring, luring dan kombinasi dari kedua metode antara daring dan luring. Selain itu, disertai juga petunjuk secara teknis terkait pencegahan dan juga penanggulangan ketika ada siswa yang diduga mengalami gejala Covid 19.

"Isinya adalah baik pembelajaran PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), atau BDR (Belajar dari Rumah) maupun bagaimana pembelajaran ketika new normal jika harus dilakukan,"

"Karena, AKB ini bagi saya sebuah kemustahilan (belajar) harus dilakukan (di sekolah). Tapi kita harus menyajikan pola pembelajaran new normal, karena tidak bisa begini terus," ujar Juhana.

Menurutnya, isi dari buku yang baru saja diresmikan itu merujuk pada beberapa ketentuan dan keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, Surat Keputusan Bersama (SKB) antara 4 kementerian di antaranya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama menjadi sebuah rujukan.


"Teknis guru kunjung ini guru mengunjungi anak di mana anak ini tinggal, tentu individu atau kelompok kecil. Jadi guru datang ke rumah dan yang paling utama adalah ijin dan kesepakatan dari orang tua. Kalau tidak ada ijin, gak bisa dilaksanakan. Termasuk gurunya sendiri adalah yang sehat, dipastikan bebas dari Corona," ujarnya.Seperti salah satu contoh terkait guru kunjung. Guru kunjung dilakukan ketika PJJ tidak dapat dilakukan. Dan hal tersebut biasa dilakukan di daerah yang cukup jauh dari kawasan pusat kota dan kesulitan dalam mendapatkan jaringan internet.

Sejauh ini, penerapan guru kunjung dinilai cukup efektif untuk membantu guru dan murid. Selain itu, hal tersebut dinilai lebih tepat bila dilakukan di beberapa daerah di Kabupaten Bandung.

"Ini luar biasa menurut saya efektifitas guru kunjung ini bisa memberikan pembelajaran lebih realistis tidak verbalisme, karena kalau daring ada hal-hal yang cenderung anak-anaknya tidak interaktif,"

"Tapi dengan guru kunjung, guru memastikan anak menguasai topik pembelajaran. Selain itu, guru bisa memastikan fisik dan psikologis dari anak. Kita tidak tahu kalau tidak mengunjungi anak selama 5 bulan," paparnya.

Sementara itu, kata Juhana, sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan akan membuka sekolah dalam waktu dekat. Sejauh ini, ada dua sekolah yang dilaporkan sudah melakukan pembelajaran tatap muka.

"Kita lebih milih tiga metode itu untuk sementara. Tapi sudah ada sekolah juga yang buka, SD Al Mu'min dan IAIS. Dua itu yang sudah laporan ke saya,"

"Saya mau kita ubah mindset, sebetulnya sekolah itu tidak harus, yang wajib adalah belajar. Jadi jangan berhenti buat belajar walau kondisi seperti ini," paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar